Jumat, 24 Februari 2012

SABAR MENGHADAPI COBAAN

Dari Shuhaib radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:



“Sungguh menakjubkan urusan orang beriman! Sesungguhnya semua urusannya baik. Dan yang demikian tidak dapat dirasakan oleh siapapun selain orang beriman. Jika ia memperoleh kebahagiaan, maka ia bersyukur. Bersyukur itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa mudharat, maka ia bersabar. Dan bersabar itu baik baginya.” (HR Muslim 5318)

Dari Ummu Al-Ala’, dia berkata :

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjengukku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. ‘Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala’. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak”. (Isnadnya Shahih, ditakhrij Abu Daud, hadits nomor 3092)

.

Dari Sa’id bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, dia berkata. ‘Aku pernah bertanya : Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya ? Beliau menjawab: “Para nabi, kemudian orang pilihan dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila agamanya merupakan yang kuat, maka cobaannya juga berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada satu kesalahan pun pada dirinya”

Dari Abu Sa’id Al-Khudry Radhiyallahu anhu, dia berkata. ‘Aku memasuki tempat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau sedang demam. Lalu kuletakkan tanganku di badan beliau, maka aku merasakan panas ditanganku di atas selimut.

Lalu aku berkata. ‘Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini pada dirimu’.

Beliau berkata: “Begitulah kami . Cobaan dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami”.

Aku bertanya. ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya ?

Beliau menjawab: “Para nabi”.

Aku bertanya. ‘Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?

Beliau menjawab: “Kemudian orang-orang shalih. Apabila salah seorang di antara mereka diuji dengan kemiskinan, sampai-sampai salah seorang diantara mereka tidak mendapatkan kecuali mantel yang dia himpun. Dan, apabila salah seorang diantara mereka sungguh merasa senang karena cobaan, sebagaimana salah seorang diantara kamu yang senang karena kemewahan”.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata. “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :

“ Cobaan tetap akan menimpa atas diri orang mukmin dan mukminah, anak dan juga hartanya, sehingga dia bersua Allah dan pada dirinya tidak ada lagi satu kesalahanpun”.

Dari Abi Sa’id Al-Khudry dan Abu Hurairah Radhiyallahu anhuma, keduanya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata.

“Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih hingga kekhawatiran yang mengusiknya, melainkan Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhori&Muslim)


Doa mohon kesabaran :



رَبَّنَآ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًۭا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ


“Rabbanaa afrig ‘alainaa sabran wa sabbit aqdaamanaa wansurnaa ‘alal qaumil kaafiriina”

Artinya: “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir” (Q.S. al-Baqarah [2]: 250)”

Agar kita memiliki kemampuan untuk senantiasa istiqomah dalam bersyukur kala senang dan bersabar kala sedih, doa Nabi shollallahu ’alaih wa sallam yang diajarkan kepada sahabat Zaid radhiyallahu ’anhu mungkin dapat membantu kita. Doanya adalah sebabgai berikut:


“Ya Allah, aku mohon ridho (dalam hatiku) sesudah keputusanMu, kesejukan hidup setelah kematian, kelezatan memandang wajahMu dan kerinduan berjumpa denganMu.” (HR Ahmad 20678)

Doa agar jadi orang sabar lainnya:

"Allahummaj'alni syakuuro waj 'alni shobuuro waj'alni fii ainii shoghiiro waj'alni fii a'yuninnaasi kabuuro"
"Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang yang bersyukur dan jadikanlah aku orang yang sabar dan jadikanlah (orang lain) 'kecil' menurut pandanganku dan jadikanlah aku di dalam pandangan manusia 'besar' (wibawa)"

Salah satu bentuk sabar ialah seseorang sanggup mengambil pelajaran dari setiap musibah yang menimpa dirinya. Ia mendahulukan untuk menyalahkan dirinya sendiri daripada mencari fihak lain sebagai sebab musibah tersebut. Lalu ia selanjutnya mengkoreksi diri agar tidak jatuh kepada kekeliruan langkah seperti yang ia telah lakukan sebelumnya.

”Apa saja ni`mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS An-Nisa ayat 79)

Kedua, lalu sisa doanya menyangkut perkara di luar dunia. Coba perhatikan:

Ya Allah, aku mohon ridho (dalam hatiku) sesudah keputusanMu, kesejukan hidup setelah kematian, kelezatan memandang wajahMu dan kerinduan berjumpa denganMu.” (HR Ahmad 20678)

Terkadang apa yang kita anggap baik, padahal menurut Allah itu tidak baik. dan apa yang kita anggap tidak baik itu baik menurut Allah. Hidup memang tempatnya ujian, tidak ada satu hal pun yang terlepas dari ujian. Harta, anak, istri sahabat, miskin dll semua adalah ujian yang membawa kita kejalan yang di ridhoi oleh Allah swt.

Sabar mencakup segenap akhlak islami. Sifatnya antara lain:

‘iffah (menjaga kehormatan) adalah sabar dalam menahan syahwat perut dan kemaluan.

Syaja’ah (keberanian) adalah bersabar di medan tempur.

Al-hilm (santun) adalah bersabar dalam menghadapi sikap membalas ketika marah. Lapang dada adalah bersabar dalam menghadapi rasa kesal.

Qana’ah adalah bersabar dengan merasa cukup dengan yang ada.

Kitman (menjaga rahasia) adalah bersabar dalam menyembunyikan satu urusan.

Zuhud adalah bersabar dengan meninggalkan kelebihan dalam hidup.

Tulisan ini di kutip dari beberapa sumber yang saling menguatkan satu dengan lainnya.

Sumber:

http://www.eramuslim.com/

http://blog.re.or.id/