Selasa, 27 April 2010

Kelahiran yang Kedua

Alhamdulillah ‘alaa ihsaanih, wash shalaatu was salaamu ‘ala nabiyyih, wa ‘alaa aalihi wa shah bih, wa ba’d.

Kehidupan dunia bagaikan hujan yang diturunkan dari langit yang menyuburkan tumbuh-tumbuhan di muka bumi. Lalu setelah datang masanya, maka tumbuh-tumbuhan itu pun menjadi kering kerontang dan diterbangkan oleh angin. Allah ta’ala berfirman,



وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الأرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا

“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, Maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Kahfi: 45)

Begitu pula dengan kehidupan manusia, bagaikan peredaran bulan. Di awal-awal bulan (penanggalan hijriyah) bulan berbentuk sabit (kecil), lalu membesar dan membesar hingga menjadi purnama. Kemudian pada manzilah-manzilah yang terakhir, bulan kembali mengecil sampai akhirnya tak tampak lagi, Allah ta’ala berfirman,

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ

“Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia sampai ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua.” (QS. Yaasin: 39)

Demikianlah manusia dilahirkan dalam keadaan lemah (bayi). Kemudian tumbuh dan berkembang menjadi seorang pemuda/pemudi (masa produktif). Tidak berlaku lama, akhirnya kembali menjadi lemah dan tua, Allah ta’ala berfirman,

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah Keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Ar Rum: 54)

Kelahiran yang Kedua

Umumnya manusia dilahirkan hanya sekali dari kegelapan rahim ibunya ke alam dunia. Namun di sana ada manusia yang dilahirkan dua kali. Yaitu manusia yang diberi petunjuk oleh Allah, terlahir kembali dari kegelapan maksiat kepada cahaya iman dan taat. Kelahiran seperti ini tersirat dalam firman Allah, “Dan apakah orang yang sudah mati, kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu ia dapat berjalan di tengah-tengah manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al An’am: 122). Beruntunglah orang-orang yang terlahirkan kembali sebelum maut datang tanpa permisi. Ahli hikmah berkata, “Wahai manusia! Ketika ibumu melahirkanmu, manusia tersenyum gembira dengan tangisanmu. Maka beramallah untuk dirimu, sehingga pada hari kematianmu engkau tersenyum gembira di saat manusia menangisimu.”

Awali Dengan Taubat

Penulis mengajak kaum muslimin untuk memperbaharui taubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Seruan ini dalam rangka merealisasikan firman Allah dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ يَوْمَ لا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…” (QS. At Tahrim: 8

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai manusia! Bertaubatlah kepada Allah. Sesungguhnya aku bertaubat kepadanya setiap hari seratus kali.” (HR. Muslim). Jika Rasul saja setiap hari bertaubat, padahal beliau telah mendapat jaminan surga, lalu bagaimana pula dengan kita yang setiap hari berlumuran dengan kotoran maksiat dan dosa ?!!

Perbanyak Amal Saleh

Amal saleh tidak hanya terbatas pada mengerjakan kewajiban (fardhu) dan melaksanakan sunnah-sunnah (nawafil) saja. Namun meninggalkan maksiat karena Allah juga termasuk amal saleh. Pada hakikatnya setiap perkataan dan perbuatan yang dicintai oleh Allah, baik tampak atau tersembunyi, seluruhnya termasuk amal saleh. Seorang muslim diganjar dengan pahala jika ia meninggalkan maksiat karena takut azab Allah. Seorang pedagang -misalnya- tidak mau berlaku curang dengan mengurangi timbangan karena takut Allah akan menurunkan azab seperti yang ditimpakan kepada kaum Syu’aib berupa gempa dahsyat (QS. Al A’raf: 85-93), maka ia telah beramal saleh.

Utamakan Akhirat

Dalam rangka mengisi sisa kehidupan di dunia, metode atau prinsip yang paling tepat bagi seorang muslim adalah “Utamakan akhirat tanpa melupakan dunia”. Hal ini sebagaimana yang diajarkan oleh Allah dalam firman-Nya, “Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al Qashash: 77).

Mengingat Maut

Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu selalu mengulang-ulang perkataannya, “Setiap hari selalu ada yang mengatakan ‘telah mati si fulan… telah mati si allan…’ Akan datang suatu hari di mana akan dikatakan ‘telah mati Umar… telah mati Umar…’” Hal ini menunjukkan kesadaran bahwa maut pasti akan datang. Namun tak ada seorang pun yang mengetahui kapan dan di mana. Allah ta’ala berfirman, “…Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Lukman: 34)

***

Penulis: T. Muhammad Nurdin
Artikel www.muslim.or.id
Dicopy dan disebarkan oleh : must ris.
Selengkapnya...

Sabtu, 24 April 2010

RINGANKAN BEBAN DENGAN KERJASAMA

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu berceraiberai.."[Ali 'Imran:103]

"...Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." [Al Baqarah:249]

Kita tidak akan bisa hidup tanpa orang lain dengan kerjasama sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi mungkin.


Bekerjasama dengan orang lain bukanlah tanda kelemahan kita melainkan bukti bahwa kita sebagai manusia yang cerdik untuk melipat gandakan suatu hasil

Ada sebuah keluarga yang mempunyai tiga anak laki-laki seiring dengan berjalannya waktu sang bapak merasakan dirinya sudah tidak sekuat dulu lagi badanpun mulai terasa sakit-sakitan karena dimakan usia sementara ke tiga anaknyapun sudah beranjak dewasa satu rentang waktu yang terlewati sudah cukup panjang namun tidak terasa karena waktu tidak pernah berhenti sedikitpun.

Semakin hari hati sang Bapak semakin risau melihat ketiga anaknya tidak pernah hidup rukun. Sepanjang hari selalu dihabiskan dengan bertengkar dan berantem.Sang bapak terus memeras otak agar kelak kalau dirinya sudah tidak ada, anak anaknya dapat hidup berdampingan dengan rukun dan saling membantu. Setelah sekian lama, akhirnya Sang bapak pun menemukan caranya maka di kumpulkanlah ketiga anaknya.

” Anak anaku bapak merasa sudah tua dan usaha yang bapak rintis harus ada penerusnya maka bapak akan memilih diantara kalian siapa yang paling berhak mewarisi usaha keluarga kita ”, sang bapak menyampaikan dengan suara yang tenang sedangkan anak anaknya sudah mulai gaduh

” Aku yang paling berhak karena diantara kami akulah yang paling tua ”, kata anak pertama. ” Tidak, Akulah yang paling berhak karena selama ini akulah yang paling banyak membantu bapak ”, timpal anak kedua. ” He dengar ya, akulah yang paling pantas karena diantara kalian semua karena akulah yang paling pintar ”, anak ketiga pun tidak mau kalah.

” Alasan kalian semuanya masuk akal, begini saja bapak akan mengetes kalian dan yang menang dialah yang berhak, bagaimana kalian setuju ? ” , tanya sang bapak . ” Setuju ”, jawab ketiga anaknya serempak dan mereka pun saling menyombongkan diri dan penuh percaya diri untuk memenangkan ujian yang akan di berikan oleh bapaknya meskipun mereka belum tahu ujian apa yang bakalan mereka hadapi.

Sang bapak pun mengeluarkan tiga batang sumpit bambu yang kemudian di serahakan kepada anak anaknya ” Apabila ada diantara kalian yang bisa mematahkan ketiga sumpit ini sekaligus maka dialah pemenangnya”, sang bapak menjelaskan aturan mainnya dengan penuh wibawa

Anak yang pertama pun diberi kesempatan terlebih dahulu dilanjutkan anak yang kedua dan yang terakhir adalah si bungsu mereka berusaha keras untuk mematahkan sumpit tersebut dengan sekuat tenaga tapi akhirnya mereka tidak ada yang berhasil kesombongan yang awalnya berapi api sekejap sirna dan mereka tertunduk malu sang bapak tenang dan tersenyum dan sang bapak pun mengambil kembali ketiga sumpit itu lalu di bagikan satu satu kepada mereka, ” Coba sekarang kalian patahkan perintah sang bapak ! ”

Dan ketiga anaknya sama sekali tidak mengalami kesulitan untuk mematahkan ketiga sumpit yang telah dibagi tiga itu, ” Kalian paham kan sekarang ketiga sumpit bisa di patahkan kalau kalian bekerja sama, bapak harap kedepannya masalah apapun yang kalian hadapi, Hadapilah bersama sama, saling membantu satu sama lainnya, seberat apapun suatu pekerjaan kalau di kerjakan bersama pasti akan berhasil sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi mungkin jika kalian selalu bergandengan tangan

Sejak saat itu mereka pun tidak pernah bertengkar dan berantem lagi mereka selalu bersama sama hingga sang bapak wafat usaha mereka terus berkembang pesat berkat kerja sama mereka mereka telah mengerti nilai nilai yang di ajarkan oleh sang bapak

Kaum yang tertindas adalah kaum yang tercerai berai sedangkan kaum yang kuat adalah kaum yang selalu mengutamakan kebersamaan

Sahabatku, dalam hidup kita tidak bisa hidup sendiri kita selalu membutuhkan orang lain untuk itu jangan pernah menganggap semua hal di dunia ini dapat diselesaikan sendiri manusia terlalu kecil laksana sebutir debu mana mungkin bisa melakukan semua hal

Kerja sama memegang peranan yang sangat penting dalam hidup manusia, di dalam sebuah keluarga ada bapak yang mencari nafkah dan ibu yang mengurus rumah tangga dan akan menjadi berat bila kedua hal tersebut di kerjakan sendiri oleh ibu atau bapak

Demikian juga dalam dunia kerja yang membutuhkan teamwork, keberhasilan suatu proyek tentu bukan berkat satu orang melainkan berhasil karena ada kerja sama antara sesama penghuni perusahaan, sepintar apapun seorang pemimpin tanpa adanya dukungan dari bawahan maka akan sia sia lebih baik berpikir dengan banyak kepala dari pada di pikir dengan satu kepala manusia hanya memiliki dua kaki dan dua tangan karena kita membutuhkan seribu tangan yang di maksud seribu tangan adalah bahwa suatu perkerjaan bila dikerjakan bersama sama maka akan cepat selesai dan berhasil atau juga bisa di ibaratkan dengan sapu lidi jika hanya satu batang ia tidak akan ada gunanya jika di gabungkan dalam segenggam maka ia dapat membersihkan sampah yang berserakan

Ribuan tahun yang lalu nenek moyang kita sudah mengenal apa yang di namakan dengan gotong royong dan di saat kehidupan yang serba teknologi ini pun kita masih tetap membutuhkan semangat gotong royong sekali lagi segala sesuatu akan terasa mudah jika di lewati bersama
Dan mengenai kerja sama sama sekali tidak ada sisi negatif nya karena pada prinsip nya kerja sama adalah membuat sesuatu menjadi ringan dalam bidang apapun

Orang yang tidak mau bekerja sama dengan orang lain adalah manusia kerdil dan selamanya tidak akan berhasil sahabatku jangan pernah takut bahwa dengan bekerja sama dengan orang lain keuntungan atau hasil yang kita peroleh akan berkurang karena sesungguhnya prinsip kerja sama bukan membagi hasil melainkan membagi beban sebaliknya dengan bekerja sama akan menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda dengan sendiri kita akan memperoleh satu bahkan nol tetapi dengan bekerja sama akan menghasilkan puluhan bahkan ratusan

Suami istri yang saling bahu membahu akan menciptakan rumah tanggayang harmonis, Guru dan murid yang saling bekerjasama akan menciptakan sekolah yang berprestasi Pemimpin perusahaan dengan karyawan yang seiring sejalan akan melahirkan perusahaan yang bonafid, Pimpinan negara dan rakyat yang saling mendukung akan membawa kemakmuran kesejahteraan dan keadilan bagi bangsanya


Catatan : Adiyat Falahudin --- http://www.rumah-yatim-indonesia.org
Dicopy dan disebarkan oleh : Must Ris
Selengkapnya...

Rabu, 21 April 2010

ACARA TPA AL BAROKAH GO GREEN [18.04.2010]

Alhamdullilah wa syukurillah pada tanggal 18 April 2010 TPA Masjid Jami Al Barokah telah sukses melaksanakan TPA Al Barokah Go Green. Acara yang diikuti lebih dari 100 santri ini berlangsung sangat meriah, keceriaan anak-anak nampak tergambar jelas. Kami masih menunggu kritik dan saran dari para pembaca yang peduli akan kelangsungan TPA ini, pun demikian kami juga menerima dan menyalurkan infak zakat dan sodhakoh untuk kemajuan dan kemakmuran TPA Masjid Jami Al Barokah.













































































Selengkapnya...

Rabu, 14 April 2010

Meremehkan kebenaran

“Dan janganlah engkau memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong), dan janganlah berjalan dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang angkuh dan menyombongkan diri.” (Luqman: 18)

Suatu hari seorang Profesor menyewa sebuah sampan untuk membuat penelitian di tengah lautan.Pendayung itu merupakan lelaki tua yang sangat pendiam. Profesor sengaja mengupah lelaki tua itu kerana dia tidak mau orang yang menemaninya banyak bertanya tentang apa yang dia lakukan.

Dengan tekun Profesor itu melakukan tugasnya tanpa menghiraukan pendayung sampan. Dia mengambil air laut dan diisi kedalam tabung uji, digoncang-goncang, kemudian mencatat sesuatu di dalam buku catatan dibawanya. Berjam-jam lamanya Profesor itu melakukan uji coba dengan tekun sekali. Pendayung sampan mendongak ke langit, memandang pada awan yang mulai berarak kelabu. Dalam hati dia berkata “Hmm..tak lama hujan lebat akan turun..”

“OK semua sudah siap mari kita balik.” Lantas pendayung itu memutar sampannya dan mulai mendayung ke arah pantai. Dalam perjalanan itu baru Profesor itu membuka mulut menegur pendayung sampan.
“Dah lama kamu mendayung sampan?” Tanya Profesor kepada pendayung sampan. “Hmm..hampir seumur hidupku,” jawab si pendayung ringkas.
“Seumur hidup kamu? Jadi kamu tidak tahu apa-apa selain mendayung sampan?” tanya Profesor itu lagi.
“Ya..”jawab pendayung sampan dengan ringkas.

Profesor belum berpuas hati dengan jawapan pendayung tua itu. “Kamu tahu Geografi?” Si pendayung menggeleng..
“Kalau begitu kamu hilang 25% dari usia hidup kamu.”
“Kamu tahu Biologi?”tanya Profesor itu lagi. Pendayung sampan itu menggeleng lagi.
“Kasihan kamu telah kehilangan 50% dari usia kamu.”

“Kamu tahu Fisika?” Profesor itu masih bertanya. Seperti tadi pendayung sampan itu hanya menggeleng.
“Sungguh kasihan kalau begitu kamu telah kehilangan 75% usia kamu.Malang sungguh nasib kamu semuanya tidak tahu. Seluruh hidup kamu hanya dihabiskan dengan sampan,tak ada gunanya lagi,”
Profesor itu mengejek dan berkata dengan angkuh setelah merasakan dirinya yang terhebat. Pendayung sampan hanya mendiamkan diri.

Selang beberapa minit kemudian hujan turun dengan lebat, tiba-tiba ombak besar datang melanda. Sampan yang mereka naiki terbalik. Profesor dan pendayung sampan terpelanting. Sempat pula pendayung itu bertanya, “Kamu tahu berenang?” Profesor hanya menggeleng.
“Sayang sekali kamu telah kehilangan 100% nyawa kamu.” Kata pendayung itu sambil berenang ke pantai meninggalkan Profesor yang angkuh tadi.

“Barangsiapa yang merasa sombong akan dirinya atau angkuh dalam berjalan, dia akan bertemu dengan Allah SWT dalam keadaan Allah murka terhadapnya.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Asy- Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 427)

Kesombongan bukanlah pada orang yang senang dengan keindahan. Akan tetapi, kesombongan adalah menentang agama Allah dan merendahkan hamba-hamba Allah .

Demikian yang dijelaskan oleh Rasulullah tatkala beliau ditanya oleh ‘Abdullah bin ‘Umar , “Apakah sombong itu bila seseorang memiliki perhiasan yang dikenakannya?” Beliau menjawab, “Tidak.” “Apakah bila seseorang memiliki dua sandal yang bagus dengan tali sandalnya yang bagus?” “Tidak.” “Apakah bila seseorang memiliki binatang tunggangan ( kendaraan ) yang dikendarainya?” “Tidak.” “Apakah bila seseorang memiliki teman-teman yang biasa duduk bersamanya?” “Tidak.” “Wahai Rasulullah, lalu apakah kesombongan itu?” Kemudian beliau menjawab: “Meremehkan kebenaran dan merendahkan manusia.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 426)

Ditulis Oleh
Nurul Qur’ani Fikriyah, http://www.rumah-yatim-indonesia.org
Dicopy dan disebarkan oleh : Must Ris


Selengkapnya...

TPA Masjid Jami Al Barokah Go Green

Untuk memberikan penyegaran pada santri TPA masjid Jami Al Barokah insya Allah pada hari Minggu tanggal 18 April 2010 akan mengadakan kegiatan "TPA Al Barokah Go Green"

Kegiatan ini semata-mata untuk menumbuhkan rasa memiliki dan menyayangi alam semesta, mengupas tuntas bagaimana dan seperti apa tuntunan Al Qur'an dalam menjaga dan memelihara alam semesta.

Kita dapat memulai dari hal kecil-kecil seperti peduli akan lingkungan serta menjaga lingkungan agar bersi dan terbebas dari sampah-sampah yang tidak dapat didaur ulang.

Mengapa kita melibatkan anak-anak?, karena ditangan merekalah kelestarian dan keseimbangan alam semesta akan terjaga nantinya.


Mari bergabung dan berikan pembelajaran yang benar untuk anak-anak kita, kalau bukan kita siapa lagi yang akan peduli dengan alam semesta ini.

Selengkapnya...

Selasa, 13 April 2010

Jamaah Sedikit

Ada banyak faktor yang menyebabkan mengapa jamaah kita tidak mau mengikuti kegiatan di masjid. Saya akan menyebutkan faktor-faktor tersebut lalu anda menilai sendiri apa yang menjadi sebab yang dialami di masjid anda

Pertama, kurangnya keteladanan dari sebagian pengurus masjid, ini berarti sebagian pengurus masjid sendiri tidak ikut serta secara aktif dalam kegiatan masjid. Kalau pengurus masjid yang jumlahnya sekitar 20 orang itu ikut dalam kegiatan masjid, tentu pengajian sudah bisa berjalan dengan baik, apalagi kalau pengurus itu
mengajak isterinya maka sudah 40 orang, kalau kemudian pngurus itu masing-masing membawa satu anaknya yang dewasa maka sudah 60 orang. Dengan demikian pengajian rutin akan selalu dihadiri banyak orang ditambah dengan jamaah yang berasal dari luar.

Kedua, belum adanya arahan program yang jelas sehingga kegiatan yang diselenggarakan terkesan asal ada. Pengajian misalnya tidak jelas apa saja materi pembahasan yang akan dilakukan. Apakah materi tersebut sesuai dengan kebutuhan jamaah atau tidak, akibatnya jamaah enggan untuk hadir karena materinya tidak menarik, karena itu kegiatan seperti pengajian rutin semestinya dikembangkan secara klasikal sehingga materinya disesuaikan dengan kebutuhan jamaah, sedangkan kegiatan ceramah umum sifatnya insidental. Yang sekarang banyak terjadi justeru pengajian kita di masjid selalu dalam bentuk pengajian umum.

Ketiga, kegiatan masjid selama ini berlangsung tanpa meminta komentar atau pendapat dari jamaah, sehingga kegiatan itu atas keinginan sepihak dari pengurus, atau bahkan sebagian dari pengurus. Idealnya kegiatan masjid merupakan kegiatan yang dikehandaki secara bersama-sama melalui musyawarah sehingga kegiatan itu merupakan sesuatu yang memang dibutuhkan dan disenangi oleh pengurus dan jamaah masjid.

Keempat, motivasi jamaah yang rendah untuk meningkatkan kualitas iman dan menambah pengetahuan, karenanya menjadi penting untuk selalu mengingatkan jamaah akan pentingnya aktivitas masjid untuk diikuti. Penting juga bagi pengurus masjid melakukan pendekatan pribadi kepada jamaah agar mau ikut serta dalam kegiatan masjid.

Demikian jawaban singkat pengasuh, semoga bermanfaat bagi kita bersama, amien


sumber dari:http://www.eramuslim.com

Selengkapnya...

Mengaktifkan Pengurus Masjid

Wa'alaikumussalam wr. wb.

Kalau pengurus masjid tidak aktif, sebelum kita lakukan upaya mengatasinya, seharusnya kita cari dulu sebabnya, mengapa mereka tidak aktif sebagai pengurus masjid. Namun terlepas dari persoalan sebab, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi ketidak-aktifan pengurus. Pertama, bangkitkan kembali motivasi bahwa menjadi pengurus masjid merupakan tugas yang amat mulia. Kesediaan kita menjadi pengurus masjid merupakan amanah yang tidak boleh kita sia-siakan, karenanya secara formal perlu juga para pengurus itu dimintai kesediaannya menjadi pengurus secara tertulis.

Kedua, di awal priode kepengurusan perlu dilakukan pelatihan pengurus untuk menyamakan persepsi dan langkah kerja, karenanya kadangkala ketidak-aktifan seseorang disebabkan perbedaan persepsi dan teknis pelaksanaan tugas.

Ketiga, secara rutin dilakukan rapat-rapat pengurus untuk mengevaluasi hasil pekerjaan dan mencanangkan kerja yang lebih baik pada masa-masa mendatang.

Keempat, melakukan studi banding ke masjid lain yang lebih maju meskipun hambatan mereka juga banyak.

Kelima, pembinaan keimanan dan keislaman pengurus perlu diperkokoh secara khusus karena semakin besar beban seseorang semestinya semakin besar pula bekal yang harus disiapkannya. Untuk menghemat waktu, pembekalan ini bisa juga dilakukan pada waktu rapat pengurus.

Keenam, menjalin komunikasi personal atau hubungan yang sifatnya pribadi sehingga mengapa seseorang tidak aktif dalam kepengurusan masjid tidak selalu harus ditanyakan di dalam rapat, tapi melalui pendekatan secara pribadi, baik antara ketua dengan stafnya maupun antara staf dengan staf pengurus lainnya, sehingga ada pendekatan nonformal yang dilakukan, bahkan mungkin saja hal ini bisa lebih efektif.

sumber dari:
http://www.eramuslim.com/

Selengkapnya...

Sabtu, 10 April 2010

Inilah Jaminan Bagi Ahli Tauhid

Tidak diragukan lagi bahwa tauhid memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam. Oleh karena itu, bagi siapa yang mampu merealisasikan tauhid dengan benar akan mendapat beberapa keistimewaan. Sungguh, keberuntungan yang besar bagi orang-orang yang termasuk ahli tauhid. Allah ‘Azza wa Jalla menjanjikan banyak sekali kebahagiaan, baik di dunia, lebih-lebih di akhirat. Itu semua hanya khusus diberikan bagi ahli tauhid. Semoga Allah menggolongkan kita termasuk ahli tauhid.


Ahli Tauhid Mendapat Keamanan dan Petunjuk

Seseorang yang bertauhid dengan benar akan mendapatkan rasa aman dan petunjuk. Allah Ta’ala menegaskan dalam firman-Nya,

الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ اْلأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ {82}

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al An’am:82)

Kezaliman meliputi tiga perkara :

* Kezaliman terhadap hak Allah yaitu dengan berbuat syirik
* Kezaliman seseorang terhadap dirinya sendiri yaitu dengan berbuat maksiat
* Kezaliman seseorang terhadap orang lain yaitu dengan menganiaya orang lain

Kezaliman adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Kesyirikan disebut kezaliman karena menujukan ibadah kepada yang tidak berhak menerimanya. Ini merupakan kezaliman yang paling zalim. Hal ini karena pelaku syirik menujukan ibadah kepada yang tidak berhak menerimanya, mereka menyamakan Al Khaaliq (Sang Pencipta) dengan makhluk, menyamakan yang lemah dengan Yang Maha Perkasa. Manakah kezaliman yang lebih parah dari ini?[1]

Yang dimaksud dengan kezaliman dalam ayat di atas adalah adalah syirik, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salaam ketika menafsirkan ayat ini. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Ketika ayat ini turun, terasa beratlah di hati para sahabat, mereka mengatakan siapakah di antara kita yang tidak pernah menzalimi dirinya sendiri (berbuat maksiat), maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salaam bersabda, “Tidak demikian, akan tetapi yang dimaksud (dengan kezaliman pada ayat tersebut) adalah kesyirikan. Tidakkah kalian pernah mendengar ucapan Lukman kepada anaknya, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar” (QS Lukman: 13)”[2.] [3]

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezaliman (kesyirikan), merekalah ahli tauhid. Mereka akan mendapatkan rasa aman di dunia dan akhirat seta mendapatkan petunjuk baik di dunia maupun di akhirat. Mereka akan mendapatkan keamanan di dunia berupa ketenangan hati, dan juga keamanan di akhirat dari hal-hal yang ditakuti yang akan terjadi di hari akhir. Petunjuk yang mereka dapatkan di dunia berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, sedangkan petunjuk di akhirat berupa petunjuk menuju jalan yang lurus. Tentunya kadar keamanan dan petunjuk yang mereka dapatkan sesuai dengan kadar tauhidnya. Semakin sempurna tauhid seseorang, semakin besar keamanan dan petunjuk yang akan diperoleh.

Ahli Tauhid Pasti Masuk Surga

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salaam bersabda,

من شهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأن محمداً عبده ورسوله، وأن عيسى عبد الله ورسوله وكلمته ألقاها إلى مريم وروح منه، والجنة حق، والنار حق أدخله الله الجنة على ما كان من العمل

“Barangsiapa yang bersyahadat (bersaksi) bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, dan ‘Isa adalah hamba dan rasul-Nya, dan kalimat yang disampaikan-Nya kepada Maryam serta ruh dari-Nya, dan bersaksi bahwa surga dan neraka benar adanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, sesuai amal yang telah dikerjakakannya”[4]

Ini merupakan janji dari Allah Ta’ala untuk ahli tauhid bahwa Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga. Ahlu tauhid adalah mereka yang bersyahadat (bersaksi) dengan persaksian yang disebut dalam hadist di atas. Maksud syahadat yang benar harus terkandung tiga hal yaitu mengucapkannya dengan lisan, mengilmui maknanya, dan mengamalkan segala konsekuensinya, tidak cukup hanya sekadar mengucapknnya saja.

Yang dimaksud dengan ‘alaa maa kaana minal ‘amal (sesuai amal yang telah dikerjakannya) ada dua tafsiran:

Pertama: Mereka akan masuk surga walaupun memiliki dosa-dosa selain syirik karena dosa-dosa selain syirik tersebut tidak menghalanginya untuk masuk ke dalam surga, baik masuk surgasecara langsung maupun pada akhirnya masuk surga walau sempat diadzab di neraka. Ini merupakan keutamaan tauhid yang dapat menghapuskan dosa-dosa dengan izin Allah dan menghalangi seseorang kekal di neraka.

Kedua: Mereka akan masuk surga, namun kedudukan mereka dalam surga sesuai dengan amalan mereka, karena kedudukan seseorang di surga bertingkat-tingkat sesuai dengan amal shalihnya.[5]

Ahli Tauhid Diharamkan dari Neraka

Sungguh, neraka adalah seburuk-buruk tempat kembali. Betapa bahagianya sesorang yang tidak menjadi penghuni neraka. Hal ini akan didiapatkan oleh seseorang yang bertauhid dengan benar. Rasululllah shalallahu ‘alahi wa salaam bersabda,

فإن الله حرم على النار من قال: لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله

“Sesunggunhya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengatakan Laa ilaah illallah, yang di ucapkan ikhlas mengharapkan wajah Allah” [6]

Pengharaman dari neraka ada dua bentuk:

* Diharamkan masuk neraka secara mutlak dalam arti dia tidak akan pernah masuk neraka sama sekali, boleh jadi dia mempunyai dosa kemudian Allah mengampuninya atau dia termasuk golongan orang-orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab.
* Diharamkan kekal masuk neraka dalam arti dikeluarkan dari neraka setelah sempat dimasukkan ke dalamnya selama beberapa waktu.

Makna diharamkannya masuk neraka dalam hadist di atas mencakup dua bentuk ini. [7]

Ahli Tauhid Diampuni Dosa-dosanya

Hidup kita tidak luput dari gelimang dosa dan maksiat. Oleh karena itu pengampunan dosa adalah sesuatu yang sangat kita harapkan. Dengan melaksanakan tauhid secara benar, menjadi sebab terbesar dapat menghapus dosa-dosa kita. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salaam bersabda,

قال الله تعالى: يا ابن آدم؛ لو أتيتني بقراب الأرض خطايا، ثم لقيتني لا تشرك بي شيئاً لأتيتك بقرابها مغفرة

“Allah berfirman: ‘ Wahai anak adam, sesungguhnya sekiranya kamu datang kepada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian kamu datang kepada-Ku tanpa menyekutukan sesuatu pun dengan-Ku, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula” [8]

Dalam hadist ini Nabi mengkhabarkan tentang luasnya keutamaan dan rahmat Allah ‘Azza wa Jalla. Allah akan menghapus dosa-dosa yang sangat banyak selama itu bukan dosa syirik. Makna hadis ini seperti firman Allah Ta’ala,

إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا {48}

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (QS. An Nisaa’:48)

Hadist ini merupakan dalil bahwa tauhid mempunyai pahala yang besar dan bisa menghapuskan dosa yang sangat banyak.[9]

Jaminan Bagi Masyarakat yang Bertauhid

Kebaikan tauhid ternyata tidak hanya bermanfaat bagi individu. Jika suatu masyarakat benar-benar merealisasikan tauhid dalam kehidupan mereka, Allah Ta’ala akan memberikan jaminan bagi mereka sebagaimana firman-Nya :

وَعَدَ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ كَمَااسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لاَيُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ {55}

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An Nuur:45)

Dalam ayat yang mulia ini Allah memberikan beberapa jaminan bagi suatu masyarakat yang mau merealisasikan tauhid yaitu :

1. Mendapat kekuasaan di muka bumi.
2. Mendapat kemantapan dan keteguhan dalam beragama.
3. Mendapat keamanan dan dijauhkan dari rasa takut.

Pembaca yang dirahmati Allah, inilah sebagian diantara jaminan yang akan didapatkan oleh ahli tauhid. Semoga janji Allah dan Rasul-Nya di atas, semakin memotivasi kita untuk terus mempelajari tauhid dan mengamalkannya. Wallahul musta’an.

Selesai disusun malam Rabu, 8 Rabi’ul Akhir 1431 H/23 Maret 2010, Rumah Tercinta di Kompleks Ponpes Jamilurrahman

Penulis: Abu ‘Athifah Adika Mianoki

Muroja’ah: M.A. Tuasikal

Artikel www.muslim.or.id


Catatan Kaki:

[1]. Lihat I’aanatul Mustafiid bi Syarhi Kitaabi at Tauhiid hal 52-53.Syaikh Shalih Fauzan. Penerbit Markaz Fajr. Cetakan kedua tahun 2003.

[2]. H.R Bukhari dan Muslim.

[3]. Lihat penjelasan lebih lengkap dalam Fathul Majiid hal 39-40. Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan ‘Alu Syaikh.Penerbit Muasasah al Mukhtar. Cetakan pertama tahun 1425 H/2004.

[4]. H.R Bukhari 3435 dan Muslim 28.

[5]. Lihat I’aanatul Mustafiid bi Syarhi Kitaabi at Tauhiid hal 64.

[6]. H.R Bukhari 425 dan Muslim 33.

[7]. At Tamhiid li Syarhi Kitaabi at Tauhiid hal 26. Syaikh Shalih ‘Alu Syaikh. Penerbit Daaru at Tauhiid. Cetakan pertama tahun 1423 H/2002.

[8]. H.R Tirmidzi 3540.

[9]. Al Mulakhos fii Syarhi Kitaabi at Tauhiid hal 29. Syaikh Shalih Fauzan. Penerbit Markaz Fajr.


Selengkapnya...

Sabtu, 03 April 2010

MENUNDA KEMATIAN

“ Hai orang-orang yang beriman, Berinfaqlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang lalim”.( Al-Baqoroh : 254 )


Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU.Tubuhnya terbujur tak berdaya. Samar-samar dia melihat dokter yang merawatnya berbicara kepada istrinya. Dia tidak paham yang mereka bicarakan.Dokter itu menggelengkan kepalanya, kemudian istrinya terlihat sedih sambil memandangnya. Kemudian dia tak sadarkan diri.

Tepat pukul 24.00, saat orang-orang terlelap . Dia melihat sesosok bayangan terang. Sesosok itu menatapnya dingin.

" Aku adalah malaikat maut ..." katanya datar. Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.

" Aku hanya memberi kabar padamu, Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan tetap hidup. Tapi jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia ! "

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ..." kata si pengusaha ini dengan yakinnya. Setelah itu Malaikat pun pergi dan akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Keesokan harinya, Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit."

Malaikat itu menjawab, "aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 1 jam lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu."

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar besar mirip layar bioskop dan menunjukkan siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya.

Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka.

Kata Malaikat, "Aku beritahu, kenapa Tuhan memberikanmu kesempatan kedua ?? Itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu."

Kembali terlihat di mana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh,

"Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar di hadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri." Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat.

Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat! Ternyata sampai menit terakhir belum ada lagi orang yang mendoakannya...

Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah di antara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"

Jawab si Malaikat, "Ada beberapa yang berdoa buatmu ketika mereka menjenguk tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang hatinya berbisik mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini..

Itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah. Engkaupun tidak pernah peduli terhadap penderitaan orang-orang di sekitarmu"

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam. Dan sadarlah bahwa dia memang orang yang tidak pernah peduli dan memiliki perhatian yang tulus kepada orang lain. Bagaimana mungkin orang lain tulus mendoakannya ??

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, " Selamat. Tuhan memerintahkanku menunda kematianmu ! Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00."

Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

"Bukankah itu Panti Asuhan?" kata si pengusaha pelan.

"Benar, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri."

"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu."

Saudaraku, Ketika kita sakit, atau meninggal dunia...
berapa banyak orang yang benar-benar peduli dan tulus mendoakan kita ?

Dari Ibnu Umar bahwa seorang lelaki mendatangi Nabi saw dan berkata,”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah ? dan amal apakah yang paling dicintai Allah swt?”

Rasulullah saw menjawab,”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan kedalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan kelaparan.

Dan sesungguhnya aku berjalan bersama seorang saudaraku untuk (menuaikan) suatu kebutuhan lebih aku sukai daripada aku beritikaf di masjid ini—yaitu Masjid Madinah—selama satu bulan.

Dan barangsiapa yang menghentikan amarahnya maka Allah akan menutupi kekurangannya dan barangsiapa menahan amarahnya padahal dirinya sanggup untuk melakukannya maka Allah akan memenuhi hatinya dengan harapan pada hari kiamat.

Dan barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya untuk (menunaikan) suatu keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah akan meneguhkan kakinya pada hari tidak bergemingnya kaki-kaki (hari perhitungan).” (HR. Thabrani)

* Hadits ini dihasankan oleh Syeikh al Albani didalam kitab “at Targhib wa at Tarhib” (2623)

Dicopy dari : www.rumah yatim indonesia.com

Selengkapnya...